Ibu adalah ia yang tak akan tega melihat
atau menyaksikan anaknya menderita. Mungkin jika diberikan pilihan
kepadanya antara hidup dan kematian yang sangat menentukan, ia akan
memilih mati agar kita sebagai anaknya tegap hidup. Mungkin kita tidak
lagi ingat ketika ibu kita dengan sangat rela membersihkan kotoran kita
saat kita balita, ia yang dengan sabar menyuapi kita saat kita rewel
atau yang dengan sabar menunggu malam agar cepat berlalu ketika kita
terbaring sakit dengan matanya yang sayu karena tidak tidur
mengkhawatirkan kita. Lantas, sudahkah kita ingat ia ketika kita
dewasa?
Memang terkadang akan ada saja kekesalan yang akan dirasakan oleh seorang anak dengan berbagai alasan karena orang tua
nya. Mungkin kita pernah merasa tidak dihargai, atau tidak disayangi
karena ibu kita lebih menyangi saudara kita sendiri yang memiliki
kelebihan dibandingkan kita atau memang ibu kita lebih menyimpan simpati
dan kasih sayang nya kepada saudara yang lain. Mungkin perasaan ini
masih ada sampai kita dewasa, jika memang ia sadarkah kita, bahwa kita
telah menghilangkan satu poin penting yang sangat berharga dalam hidup
kita, yaitu tuntuan kita sebagai seroang anak adalah senantiasa berbakti kepada orang tua
kita termasuk dalam hal ini seorang ibu. Jika kita merasa tidak
disayangi, bukankah banyak orang yang merasa tidak disayangi padalah ia
adalah orang yang paling diperhatikan pada kenyataannya. Jadi semua
berawal dari rasa tidak terima kita..
Tidak mudah memang terkadang membina
hubungan yang baik dengan seorang ibu. Seorang anak yang telah beranjak
dewasa, ia lebih sering melupakan ibu dan bapaknya. Malah sering kita
dengar ada anak perempuan yang gemar sekali memusuhi ibu yang seharusnya
ia hormati. Jika kita adalah anak laki-laki, mungkin kita adalah yang
termasuk anak yang sering jauh dan jarang bertemu dengan ibu kita karena
kesibukan yang tak memberikan waktu luang sedikitpun walau hanya untuk
menghubunginya via telpon.